Langsung ke konten utama
pendakian ciremai

via palutungan

Pendakian gunung Ciremai via jalur Palutungan merupakan jalur pendakian yang populer. Gunung Ciremai memiliki ketinggian mdpl (meter di atas permukaan laut) sebesar 3.078, karena letak gunung ini yang tidak terlalu jauh dari pesisir pantai maka ketinggian mdpl-nya akan sangat terasa berbeda dengan gunung-gunung lain yang jauh dari laut. Jalur pendakian via Palutungan yakni jalur pendakian dari kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Gambar terkait
Gunung Ciremai merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat dengan ketinggian 3078 mdpl. Secara administratif, Gunung Ciremai terletak di Kabupaten Cirebon, Kuningan dan Majalengka. Pendakian gunung Ciremai yang paling populer ada tiga yakni jalur Palutungan, jalur Linggarjati dan jalur Apuy.

BASECAMP JALUR PALUTUNGAN
  

Akses untuk menuju basecamp Palutungan cukup mudah. Dari kota Kuningan bisa menggunakan angkutan umum menuju daerah Resort Cigugur atau Kantor Taman Nasional Gunung Ciremai. Karena jalur pendakian gunung Ciremai via Palutungan sudah populer di kalangan masyarakat Kuningan maka untuk akomodasi sudah banyak tersedia. Yang terpenting jangan sungkan bertanya. Sebelum memasuki jalur Palutungan pendaki harus melakukan pendaftaran terlebih dahulu di Kantor Taman Nasional Gunung Ciremai. Pada kantor tersebut bisa dibilang sebagai tempat pendaftaran masuk, tiket masuknya disebut Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (Simaksi).
Tiket masuk Gunung Ciremai (Update per bulan April 2017)  Rp 35.000

MEMULAI PENDAKIAN
Basecamp  – Pos 1 Cigowong (2jam) 1450 mdpl


Waktu yang diperlukan dari pos 1 sampai ke pos 2 adalah 2 jam perjalanan. Di pos 2 atau Cigowong inilah terdapat sumber air, dan sumber air yang terakhir karena selanjutnya sudah tidak ada lagi. Pos Cigowong adalah lahan yang luas dan dikelilingi oleh pepohonan besar. Di pos ini mampu menampung puluhan tenda dan nyaman untuk bermalam karna akan terhindar dari angin gunung secara langsung. Trek di awal perjalanan didominasi dengan trek menanjak dan menyusuri lembah naik turun.

Pos 1 – Pos 2 Kuta (30 menit) 1575 mdpl

Menuju pos Kuta cukup 30 menit saja namun trek menanjak, jadi tetap terasa melelahkan.

Pos 2 – Pos 3 Pangguyangan Badak (45 menit) 1800 mdpl
Menuju pos Pangguyangan Badak dibutuhkan waktu 45 menit. Trek menuju pos Pangguyangan Badak melewati jalan yang lumayan landai namun memutar. Trek yang rimbun juga harus tetap diwaspadai.

Pos 3 – Pos 4 Arban (1jam) 2050 mdpl
Menuju Pos Arban bisa dibilang perjalanan yang cukup melelahkan karena sebagian besar didominasi trek menanjak. Waktu yang diperlukan mencapai 1 jam perjalanan.

Pos 4 – Pos 5 Tanjakkan Asoy (30 menit) 2108 mdpl

                                 
Tanjakkan Asoy adalah penamaan untuk pos yang untuk mencapainya kita harus melalui tanjakkan yang sangat berat dan liar.

Pos 5 – Pos 6 Pasanggrahan (1 jam) 2200 mdpl

 Masih seperti jalur sebelumnya, menuju Pos Pasanggrahan juga harus melalui trek menanjak yang liar.

Pos 6 – Pos 7 Sanghyang Ropoh (1jam) 2650 mdpl
Menuju Pos Sanghiyang Ropoh juga masih sama, kita harus berjibaku menghadapi jalan menanjak yang ekstrim yang didominasi oleh bebatuan dan bekas lava. Di pos Sanghyang Ropoh kita akan menjumpai percabangan yakni percabangan antara jalur Apuy dari Majalengka, persimpangan ini dinamakan “Simpang Apuy”. Menuju pos Sanghyang Ropoh kita akan memasuki Vegetasi Cantigi dan Adelweiss.

Pos 7 – Pos 8 Goa Walet (1jam)


Pos 8 – Puncak Ciremai (30 menit)


Untuk sampai ke puncak dari Gua walet cukup 30 menit. Di puncak Ciremai kita bisa menyaksikan indahnya daerah Majalengka, Cirebon, Laut Jawa, serta Gunung Slamet yang menjulang gagah di sisi timur. Puncak Gunung Ceremai memiliki kawah atau kaldera yang cukup besar. Puncak Gunung Ciremai memiliki ketinggian 3078 mdpl dan terdapat batu triangulasi.

Kawah ciremai


Kita kalkulasikan total perjalanan pendakian gunung Ciremai via Jalur Palutungan,
Basecamp – Pos 1 Cigowong (2jam) 1450 mdpl
Pos 1 – Pos 2 Kuta (30 menit) 1575 mdpl
Pos 2 – Pos 3 Pangguyangan Badak (45 menit) 1800 mdpl
Pos 3 – Pos 4 Arban (1jam) 2050 mdpl
Pos 4 – Pos 5 Tanjakkan Asoy (30 menit) 2108 mdpl
Pos 5 – Pos 6 Pasanggrahan (1 jam) 2200 mdpl
Pos 6 – Pos 7 Sanghyang Ropoh (1jam) 2650 mdpl
Pos 7 – Pos 8 Goa Walet (1jam)
Pos 8 – Puncak Ciremai (30 menit) 3078 mdpl
TOTAL= 8 jam 15 menit. di luar bermalam dan istirahat. Rata-rata waktu yang diperlukan untuk mendai gunung Ciremai adalah 1-2hari 1malam. Untuk perjalanan turun gunung biasanya hanya 4-6jam saja.

TIPS PENDAKIAN
  1. Pilihlah hari yang bagus untuk mendaki, usahakan jangan waktu hujan
  2. Latihan fisik seminggu sebelum hari H
  3. Persiapkan tim dan perlengkapan yang akan dibawa . Jangan lupa bawa sesuatu misal benda kesayangan atau tulisan untuk seseorang supaya bisa foto bareng saat di puncak tapi jangan lupa dibawa pulang dan bawa pulang sampah
  4. Tim yang solid adalah 5-8 orang. Jika sedikit usahakan 3 orang (1 orang usahakan harus sudah pernah naik gunung)
  5. Jangan sepelekan keselamatan. Pakai sandal atau sepatu gunung dan jaket gunung. Bawa makanan dan air secukupnya jangan terlalu sedikit dan jangan terlalu banyak. Yang paling penting jangan melanggar peraturan dan jangan buang sampah di gunung
  6. Untuk pendakian Ciremai kita bisa naik pagi atau malam. Jika pagi bagusnya pukul 10-13. Jika malam 6-7
  7. Dirikan tenda di tempat yang datar dan usahakan diselimuti pohon atau semak supaya tidak terkena angin gunung langsung
  8. Jika ada anggota kelompok yang tidak bisa melanjutkan perjalanan sebaiknya ditemani. Atau jika sakit parah langsung beritahu dengan kelompok lain. Lebih bagusnya pendakian dibatalkan dan turun ke basecamp
INFORMASI GUNUNG CIREMAI
Nama: Gunung Ciremai
Ketinggian: 3.078 mdpl
Lokasi: Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat
Letusan terakhir: 1938
Pengelola: Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC)
Alamat: Jl. Raya Kuningan-Cirebon Km 9 No 1 Manislor Jalaksana Kuningan, Jawa Barat 45554
Telp/fax : (0232) 613152
Email : btn_gciremai@ymail.com
Facebook : Btn Gunung Ciremai
Yotube : Data Base TNGC
Website: http://tngciremai.com
Spot alam: Hutan, Sabana, Bukit, kawah
Sumber air: Pos Cigowong

Sumber referensi
http://infopendaki.com/pendakian-gunung-ciremai-via-jalur-palutungan/


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENDAKIAN GUNUNG GEDE VIA PUTRI Pendakian Gede Pangrango via jalur Gunung Putri  adalah pendakian dengan jalur berat. Hampir di setiap trek adalah jalur menanjak dan sedikit sekali jalan datar. Gunung Gede Pangrango memiliki 3 jalur pendakian resmi yaitu jalur Cibodas, jalur Gunung Putri dan jalur Selabintana. Jalur Cibodas adalah pilihan favorit pertama karena di jalur ini terdapat banyak spot wisata alam yang sangat bagus, dan sumber air berlimpah. Sedangkan jalur Gunung Putri adala jalur yang berat namun kita akan bertemu dengan salah satu pos yang paling bagus dari semua pendakian yakni  Alun-Alun Surya Kencana . Adalah lahan yang sangat luas dipenuhi bunga edelweiss dan rerumputan seluas mata memlihat, dan tempat favorit mendirikan tenda bagi para pendaki. Akomodasi menuju basecamp pendakian via jalur Gunung Putri cukup mudah. Pada dasarnya lokasinya berdekatan dengan jalur Cibodas. Kita bisa menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum, turun di Pasar Cipana...
RISET OPERASI TEORI ANTRIAN Dirangkum dari Jurnal: Evaluasi Panjang   Antrian   Kendaraan   Pelayanan   Pintu   Keluar   Parkir Dengan Atau Tanpa Perubahan Pintu Keluar Parkir di Solo Parkir Mall Disusun Oleh: Farros Juliantoro Putra 2TA0 2 1 7317126 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS GUNADARMA 2019 Evaluasi Panjang   Antrian   Kendaraan   Pelayanan   Pintu   Keluar   Parkir Dengan Atau Tanpa Perubahan Pintu Keluar Parkir di Solo Parkir Mall A.            Latar Belakang Masalah            Lokasi Solo Grand Mall berada di pusat kota menjadikan mall tersebut   mudah untuk di akses para pengunjung, oleh karna itu kawasan tersebut   memerlukan manajemen parkir yang baik untuk menampung kapasitas kendaraan yang masuk dan keluar dari kawasan SGM. Hal ini pe...

metode penugasan

Masalah penugasan dalam teknik sipil berkaitan dengan keinginan perusahaan dalam mendapatkan pembagian atau alokasi tugas (penugasan) yang optimal, dalam arti "apabila penugasan tersebut berkaitan dengan keuntungan, maka bagaimana alokasi tugas atau penugasan tersebut dapat memberikan keuntungan yang maksimal, begitu pula sebaliknya jika menyangkut biaya. Penyelesaian masalah penugasan biasanya dilakukan dengan menggunakan metode Hungarian yang pada tahun 1916 dikembangkan oleh seorang ahli matematika berkebangsaan Hungaria bernama D KOnig. Secara umum langkah-langkah penyelesaian masalah penugasan yang normal adalah: 1. Identifikasi dan Penyederhanaan Masalah Dibuat dalam bentuk tabel penugasan. 2.a. Minimalkan Untuk kasus minimalisasi, maka perlu mencari nilai terkecil setiap baris, kemudian menggunakan nilai terkecil tersebut untuk mengurangi semua nilai yang ada pada baris yang sama. 2.b. Maksimalkan Untuk kasus maksimalisasi, maka perlu mencari nilai...