TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN
Dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat,
dikatakan maju atau tidaknya sebuah negara dilihat dari seberapa jauhnya
pemahaman seseorang dalam kemajuan teknologi saat ini. Teknologi yang makin
berkembang saat ini membuat seorang individu mau tidak mau harus mengikuti
baagaimana perkembangan teknologi yang semakin maju pesat begitu mempengaruhi
akan kemajuan negaranya itu sendiri. Jikalau suatu negara tidak mampu mengikuti
perkembangan teknologi saat ini bisa saja angka kemiskinan yang sedang gencar
untuk dihapuskan tiba-tiba meningkat drastis sehingga akan sulit bagi
pemerintah untuk mengurangi dan menstabilkannya.
Dilihat dari berbagai teori tentang teknologi,
misalkan saja menurut Walter Buckingham, teknologi adalah ilmu pengetahuan yang
diterapkan ke dalam seni industri, oleh karenanya mencakup alat-alat yang
memungkinkan terlaksananya efisiensi kerja menurut keragaman kemampuan. Atau
menurut pengertian lain, teknologi adalah pemanfaatan ilmu untuk memecahkan
suatu masalah dengan cara mengerahkan semua alat yang sesuai dengan nilai-nilai
kebudayaan dan skala nilai yang ada. Teknologi digunakan untuk memecahkan
masalah-masalah praktis serta untuk mengatasi semua kesulitan yang mungkin
dihadapi manusia. Teknologi kadang sering disanding-sandingkan dengan ilmu
hingga ada sebuah ungkapan ilmu tanpa teknologi adalah steril dan teknologi
tanpa ilmu adalah statis yang berarti ilmu tanpa teknologi tidak berkembang dan
teknologi tanpa ilmu tidak berakar.
Dilihat dari seberapa jauh perkembangan
teknologi saat ini, kita tidak bisa menghindari suatu keadaan dimana sebuah
negara yang memiliki tingkat kemiskinan yang cukup tinggi disebabkan oleh
keterbatasan negara tersebut akan perkembangan teknologi yang bisa saja mampu
memumpuni negaranya agar bisa lebih berkembang lebih pesat lagi. Kemiskinan
merupakan masalah global, maksudnya adalah suatu keadaan dimana terjadi
kekurangan hal-hal yang biasanya sering kita butuhkan seperti makanan, pakaian,
material, tempat tinggal, dan hal ini sangat berkaitan eratnya dengan kualitas
hidup seseorang. Kemiskinan juga bisa berarti terhambatnya akses seseorang
untuk mendapatkan fasilitas pendidikan, kesehatan, serta pekerjaan yang bisa
digunakan untuk mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan status yang tepat
untuk dihormati layaknya warga negara pada umumnya.
Penyebab terjadinya kemiskinan bisa disebabkan
oleh:
Penyebab individual atau patologis, yang
melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, kemampuan, atau pilihan dari
orang yang mengalami kemiskinan tersebut
Penyebab Keluarga, yang menghubungkan
kemiskinan dengan pendidikan keluarga
Penyebab sub-budaya (sub cultural) yang
menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau
dijalankan dalam lingkungan sekitar
Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan
sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah dan ekonomi
Penyebab struktural yang memberikan alasan
bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial
Untuk mencegah terjadinya kemiskinan yang
berkelanjutan, ada beberapa bisa dilakukan seperti memberikan bantuan berupa
material ataupun non material kepada pihak yang membutuhkan, dan sebagainya
yang mungkin bisa mengurangi tingkat kemiskinan secara bertahap.
Dari semua kesimpulan yang sudah di uraikan
diatas, dapat dikatakan bahwa suatu negara apabila ingin meraih kemajuan yang
pesat maka negara tersebut harus mulai memahami dan mengikuti segala
perkembangan teknologi yang saat ini sedang happening agar angka kemiskinan
yang semakin meningkat bisa diatasi dan dikurangi supaya warga negara yang
mendiami negaranya bisa lebih memiliki akses yang luas untuk mendapatkan segala
fasilitas yang berhubungan dengan pendidikan, pekerjaan, serta secara tidak
langsung negaranya bisa maju dan berkembang lagi dari sebelumnya.
Contoh Kasus:
Pengangguran dan Kemiskinan Tertekan Tipis
Metrotvnews.com, Jakarta: Dua indikator
kesejahteraan pada 2014 yakni tingkat pengangguran dan kemiskinan diasumsikan
tertekan tipis pada proyeksi RAPBN 2014.
Mencermati kondisi tersebut, pemerintah membuat kebijakan dan alokasi anggaran
untuk memperluas perlindungan sosial kepada masyarakat dan lingkungan, antara
lain Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).
“Diharapkan pada 2014, tingkat penangguran dan
angka kemiskinan itu dapat tertekan lebih rendah dibandingkan pada periode 2013
yang tertuang pada APBN,” kata Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengeluaran
Negara Purwiyanto Pranotosuwiryo pada Seminar Kinerja Ekonomi KTI di
Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (18/12).
Berdasarkan data Kementerian Keuangan,
perkembangan asumsi dasar ekonomi makro untuk tingkat pengangguran pada RAPBN
2014 tercatat 5,6-5,9 persen, sedikit lebih rendah dibanding APBN Pokok 2013
yakni 5,8-6,1 persen. Angka kemiskinan pada RAPBN 2014 diasumsikan 9,0-10,0
persen atau lebih rendah daripada APBN-P 2013 yang masih mencapai 9,5-10,5
persen. “Dua indikator ini merupakan penentu tingkat kesejahteraan suatu
masyarakat dalam wilayah tertentu,” kata
Purwiyanto. (Ant)
Bisa kita jelaskan rinci dari kasus diatas
bahwa kemiskinan bisa ditekan apabila pihak pemerintah mampu dan benar-benar
mau mengurangi angka kemiskinan tersebut agar negaranya bisa mangalami kemajuan
yang pesat dan hal itu bisa terjadi asalkan warga negaranya juga ikut bekerja
sama dengan pemerintah dan semua pihak yang terkait agar angka kemiskinan bisa
di tekan atau mungkin bisa dihapuskan.
SUMBER :
http://gibran-de-leonardo.blogspot.co.id/2015/01/hubungan-teknologi-dan-kemiskinan-di.html
Komentar
Posting Komentar