Nessun Dorma Nyanyian Sang Pangeran Misterius
"Tiada yang akan mengetahui namanya, dan kita harus, sayangnya, mati, mati!"
"Il nome suo nessun sapra, e noi dovrem, ahime, morir, morir!"
Jika nama pangeran misterius tersebut tidak terungkap, maka hukuman mati oleh Turanbot bagi mereka semua yang gagal untuk mencari tahu.
Siapapun yang berani ingin mempersunting Sang Putri Turandot yang terkenal kejam itu, harus mampu memecahkan tiga teka-teki yang ditantangnya. Bagi yang gagal, maka harus kehilangan kepalanya. Seorang pangeran yang jatuh cinta pada pandangan pertamanya kepada Sang Putri, berhasil memecahkan tantangan tersebut. Namun Sang Putri tetap tak ingin menikahi pangeran tersebut. Maka kali ini si pangeran yang memberi tantangan Sang Putri untuk mengungkapkan siapa nama pangeran tersebut sebelum terbit fajar. Apabila Sang Putri berhasil mengungkap siapa nama Pangeran tersebut, hukuman eksekusi dijatuhkan kepada si pangeran. Namun apabila Sang Putri gagal, maka Sang Putri harus rela dinikahinya. Menjawab tantangan ini, Sang Putri memerintahkan rakyatnya untuk tidak tidur sampai ada yang menemukan siapa nama Pangeran tersebut dan hukuman mati berlaku bagi mereka semua yang gagal mencari tahu namanya sebelum fajar.
Mendengar berita ini, Sang Pangeran menyanyikan lagu Nessun Dorma di bawah cahaya bulan taman istana.
"Tiada yang harus tidur, tiada yang harus tidur!
Bahkan kau, Oh Putri,
di dinginnya kamar tidur,
memandangi bintang
yang bergetar dengan cinta dan harapan!
Namun rahasiaku tersimpan denganku
Tiada yang akan tahu namaku!
Tiada, Tiada! Di mulutmu,
aku akan mengatakannya ketika cahaya menerang.
Dan ciumanku akan melarutkan
keheningan yang membuatmu milikku."
"Nessun dorma! Nessun dorma!
Tu pure, O Principessa
nella tua fredda stanza
guardi le stelleche tremano d’amore, e di speranza!
Ma il mio misterio e chiuso in me
;il nome mio nessun sapra
!No, No! Sulla tua bocca
Lo diro quando la luce spledera!
Ed il mio bacio scioglieraIl
silenzo che ti fa mia"
"Tiada yang harus tidur, tiada yang harus tidur!
Bahkan kau, Oh Putri,
di dinginnya kamar tidur,
memandangi bintang
yang bergetar dengan cinta dan harapan!
Namun rahasiaku tersimpan denganku
Tiada yang akan tahu namaku!
Tiada, Tiada! Di mulutmu,
aku akan mengatakannya ketika cahaya menerang.
Dan ciumanku akan melarutkan
keheningan yang membuatmu milikku."
"Nessun dorma! Nessun dorma!
Tu pure, O Principessa
nella tua fredda stanza
guardi le stelleche tremano d’amore, e di speranza!
Ma il mio misterio e chiuso in me
;il nome mio nessun sapra
!No, No! Sulla tua bocca
Lo diro quando la luce spledera!
Ed il mio bacio scioglieraIl
silenzo che ti fa mia"
Kisah Pangeran misterius, Callaf, dan Sang Putri kejam, Turandot, diperankan pada opera yang berjudul Turandot berdasarkan dari cerita yang ditulis oleh Haft-Peykar pada bukunya Turan-dokht. Turan-dokht berasal dari istilah Persia yang berarti putri Turan. Kisah Turandot diangkat dari kumpulan cerita yang disebut The book of One Thousand and One Night, dan dihidupkan ke dalam opera yang ber-setting di Forbidden City, China, oleh Giacomo Puccini. Opera diperankan ke dalam tiga bagian, namun kematian Giacomo Puccini mendahului akhir cerita dari opera ini. Berkat dari peninggalan catatan milik Giacomo Puccini yang masih kasar, Franco Alfono berhasil menyelesaikan bagian akhir bersama Giuseppe Adami dan Renato Simoni yang bersetting di Italia. Nyanyian Nessun Dorma merupakan termasuk lagu opera italia yang terbaik sepanjang masa dan sangat melekat di hati pecinta opera dan lagu klasik.
Bagian I
Turandot ialah seorang Putri yang sangat cantik dan berhati dingin, sedingin bongkah es. Turandot memastikan tiada seorang pria pun yang dapat mempersuntingnya, kecuali dapat memecahkan tiga teka-teki yang ia berikan. Pada suatu malam di bawah cahaya bulan yang menderang, Pangeran Persia kehilangan kepalanya karena telah gagal memecahkan teka-teki yang diberikan oleh Turandot. Keheningan menyelimuti keramaian jiwa-jiwa yang bergeming saat menyaksikan tertumpahnya darah. Kejadiaan naas itu membuat darah Pangeran Callaf membubuh saat menyaksikan kekejaman itu berlangsung. Namun sesaat matanya bersandar pada kecantikan Putri Turandot, Pangeran Callaf jatuh hati dan bertekad untuk meminangnya.
Liu, budak Timur (ayah Callaf, Raja Tartary) yang sangat peduli pada keselamatannya, memperingatkan Callaf untuk tidak mempertaruhkan kepalanya hanya untuk melamar Putri Turandot. Namun karena kecintaannya pada kecantikan Putri Turandot, ia tetap bertekat untuk melamar Turandot. Callaf meminta Liu berjanji untuk tidak memberitahukan namanya pada siapapun. Timur meyakinkan Callaf bahwa Liu ialah seorang budak yang sangat setia. Callaf menanyakan berasal darimana kesetiaan yang Liu berikan kepadanya. Liu menjawab kesetiaan itu tumbuh dari senyuman yang pernah Callaf berikan pada Liu dari bertahun-tahun lalu.
Bagian II
Callaf mendeklarasikan niatnya dan bersedia untuk memenuhi tantangan Turandot untuk mempertaruhkan kepalanya pada ketiga teka-teki yang diberikan Turandot. Gong sudah dipukul, Turandot menghunuskan tiga teka-teki kepada Callaf yang mungkin dapat membawa Callaf berujung pada maut.
Teka teki pertama: "Terlahir pada setiap malam, dan mati ketika pagi menjelang?"
"Harapan!", jawab Callaf.
Teka-teki kedua: "Bewarna merah dan sehangat nyala api?"
"Darah", jawab Callaf. Turandot mulai risau dengan tepatnya jawaban Callaf.
Teka-teki ketiga: "Seperti es, namun dapat membakar?"
Keramaian mulai menghening dengan kebisuan yang berteriak-teriak dan mengoyak-ngoyak pembuluh darah setiap pasang mata yang menyaksikannya. Akankah Putri yang terkenal kekejaman dan keangkuhannya itu, terutama pada pria yang ingin meminangnya, akan segera menikah? Atau akan ada lagi untuk kesekian kalinya, teka-teki itu memenggal kepala seorang pangeran.
"Turandot!", jawab Callaf dengan lantang.
Turandot terkejut dan meminta ayahnya untuk menolak lamaran nikah dari seorang pangeran yang baru saja untuk selama-lamanya meluruhkan senjata teka-tekinya yang selama ini telah menelan banyak nyawa. Namun tekat Callaf tak gentar ditelan keegoisan Turandot. Callaf menantang Turandot untuk mengungkapkan siapa sebenarnya Callaf. Tiada satu pun orang yang tahu selain Liu. Apabila subuh telah menjelang dan Turandot berhasil mengungkapkan siapa nama Pangeran yang baru saja mengalahkannya itu, maka tumbanglah kepala Callaf dari tubuhnya. Namun jika Turandot gagal, Turandot harus rela dinikahi Callaf.
Bagian III
Turandot dengan berat hati memenuhi tantangan tersebut. Ia memerintahkan seluruh rakyatnya untuk tidak tidur sebelum ada yang menemukan siapa nama pangeran yang baru saja mengalahkannya itu. Sehingganya subuh menjelang, berlakulah hukuman mati bagi mereka yang gagal menemukan siapa nama pangeran itu.
Ketakutan merebak, melapisi setiap dinding vena yang mengalir darah di dalamnya. Perintah Sang Putri yang sangat kejam ini membuat rakyatnya sangat sedih dan depresi. Di bawah cahaya bulan yang menderang, Pangeran Callaf mendengar rakyat bernyanyi.
"Tiada yang akan mengetahui namanya, dan kita harus, sayangnya, mati, mati!"
"Il nome suo nessun sapra, e noi dovrem, ahime, morir, morir!"
Pangeran Callaf yakin ia mampu mengalahkan Sang Putri untuk kedua kalinya. Ia yakin tiada satu pun yang akan mengetahui namanya, tiada satu pun. Dengan penuh cinta dan harapan, Callaf menyanyikan lagu Nessun Dorma.
Sayangnya, nama sang pangeran berada pada nyawa Liu. Sang Putri berhasil membelenggu Liu dan berjanji akan terus menyiksanya hingga terungkaplah nama Sang Pangeran. Namun kerahasiaan itu tetap hidup bersama kematian Liu, ia merampas nyawanya dengan tangannya sendiri ketika prajurit Turandot lengah. Sang Putri yang berhati parang itu sempat bertanya mengapa Liu bersikeras untuk tak memberitahu siapa sebenarnya nama Sang Pangeran. Liu mengorbankan nyawanya sendiri untuk Sang Pangeran. Liu pun menjawab, "....Cinta".
Pangeran Callaf membisikan namanya di telinga Turandot, ketika Kemenangan Pangeran Callaf telah dideklarasikan. Di depan keramaian, Sang Putri berdiri bersama Pangeran dan mengumumkan sebuah nama, "...CINTA
Komentar
Posting Komentar