Langsung ke konten utama

pajak negara

HAK dan KEWAJIBAN

Akhir-akhir ini kerap terjadi kondisi yang tidak kondusif bagi upaya peningkatan kesadaran Wajib Pajak untuk menunaikan kewajibannya. Contoh berikut merupakan salah satu diantara sekian kondisi yang tidak kondusif tersebut. Berita di Kompas (30/1/2012 Halaman 8) berjudul “Untuk Apa Kami Bayar Pajak...” berisi ungkapan rasa kecewa pelaku usaha mini market ihwal maraknya aksi perampokan yang mengincar kegiatan usaha mereka. Himbauan untuk menempatkan petugas keamaman dan melengkapi karyawan dengan airsoft gun, disambut dengan pertanyaan “untuk apa kami bayar pajak selama ini?”.

Apakah Anda juga memiliki pertanyaan yang sama? Bagaimana dengan teman Anda sendiri, apakah mereka pun memiliki pertanyaan perihal pajak dan penggunaannya? Pertanyan tadi sebenarnya sederhana, akan tetapi sangat kritis dan besar kemungkinan berada pada benak seluruh masyarakat Indonesia, baik mereka orang yang aktif membayar pajak maupun yang tidak. Setujukan Anda terhadap pernyataan tersebut? Sayangnya, pertanyaan seperti ini kerap kali tidak terjawab dengan tuntas, sehingga akan berpengaruh buruk terhadap masyarakat yang seolah-olah pajak itu tidak ada gunanya. Apakah Anda juga mempunyai kecurigaan seperti itu?



                        Ya saya pun meimiliki kecurigaan seperti itu tetapi tidak sepenuhya saya tidak percaya pada pemerintah saya setuju bahwa pemerintah kurang memaksimalakan penggunnaan pendapatan dari pajak mereka hanya dan tidak digunakam secara merata tapi di satu sisi masyarakat pun kurang patuh pada pajak menuruat badan pusat statistic hanya 29,4% wajib pajak yang membayar pajak ya mungkin karena para wajib pajak tidak percaya pada pemerintah . pemerintah harus menaikian tingkat kepercayaan masayarakat untuk membayar pajak dan jika kedua belah pihak antara masyarakat dan pemerintah saling bekerja sama saya yakin semua masalah pembayaran pajak dan penggunaan pendapatan pemerintah  dari pajak akan lancer dan masalah masalah seperti di atas akan terselesaikan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENDAKIAN GUNUNG GEDE VIA PUTRI Pendakian Gede Pangrango via jalur Gunung Putri  adalah pendakian dengan jalur berat. Hampir di setiap trek adalah jalur menanjak dan sedikit sekali jalan datar. Gunung Gede Pangrango memiliki 3 jalur pendakian resmi yaitu jalur Cibodas, jalur Gunung Putri dan jalur Selabintana. Jalur Cibodas adalah pilihan favorit pertama karena di jalur ini terdapat banyak spot wisata alam yang sangat bagus, dan sumber air berlimpah. Sedangkan jalur Gunung Putri adala jalur yang berat namun kita akan bertemu dengan salah satu pos yang paling bagus dari semua pendakian yakni  Alun-Alun Surya Kencana . Adalah lahan yang sangat luas dipenuhi bunga edelweiss dan rerumputan seluas mata memlihat, dan tempat favorit mendirikan tenda bagi para pendaki. Akomodasi menuju basecamp pendakian via jalur Gunung Putri cukup mudah. Pada dasarnya lokasinya berdekatan dengan jalur Cibodas. Kita bisa menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum, turun di Pasar Cipana...
RISET OPERASI TEORI ANTRIAN Dirangkum dari Jurnal: Evaluasi Panjang   Antrian   Kendaraan   Pelayanan   Pintu   Keluar   Parkir Dengan Atau Tanpa Perubahan Pintu Keluar Parkir di Solo Parkir Mall Disusun Oleh: Farros Juliantoro Putra 2TA0 2 1 7317126 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS GUNADARMA 2019 Evaluasi Panjang   Antrian   Kendaraan   Pelayanan   Pintu   Keluar   Parkir Dengan Atau Tanpa Perubahan Pintu Keluar Parkir di Solo Parkir Mall A.            Latar Belakang Masalah            Lokasi Solo Grand Mall berada di pusat kota menjadikan mall tersebut   mudah untuk di akses para pengunjung, oleh karna itu kawasan tersebut   memerlukan manajemen parkir yang baik untuk menampung kapasitas kendaraan yang masuk dan keluar dari kawasan SGM. Hal ini pe...

metode penugasan

Masalah penugasan dalam teknik sipil berkaitan dengan keinginan perusahaan dalam mendapatkan pembagian atau alokasi tugas (penugasan) yang optimal, dalam arti "apabila penugasan tersebut berkaitan dengan keuntungan, maka bagaimana alokasi tugas atau penugasan tersebut dapat memberikan keuntungan yang maksimal, begitu pula sebaliknya jika menyangkut biaya. Penyelesaian masalah penugasan biasanya dilakukan dengan menggunakan metode Hungarian yang pada tahun 1916 dikembangkan oleh seorang ahli matematika berkebangsaan Hungaria bernama D KOnig. Secara umum langkah-langkah penyelesaian masalah penugasan yang normal adalah: 1. Identifikasi dan Penyederhanaan Masalah Dibuat dalam bentuk tabel penugasan. 2.a. Minimalkan Untuk kasus minimalisasi, maka perlu mencari nilai terkecil setiap baris, kemudian menggunakan nilai terkecil tersebut untuk mengurangi semua nilai yang ada pada baris yang sama. 2.b. Maksimalkan Untuk kasus maksimalisasi, maka perlu mencari nilai...